Senin, 22 Februari 2010

shafayogurt di detik.com


Selasa, 08/12/2009 16:19 WIB

Shafa Cafe, Dari Susu Sisa Jadi Yoghurt Lezat
- - detikBandung



Bandung - Mahasiswa yang ngekos di Sayang, Jatinangor, pasti pernah mendengar atau bahkan menjadi pelanggan Shafa Cafe. Banyak menu yang lezat di cafe ini, dan mayo tofu serta yoghurt paling favorit. Penasaran?Sejarah dari Shafa Cafe cukup unik. Dimulai pada tahun 2006, saat itu Ibu Lala, pendiri cafe ini, mempunyai anak yang masih menyusui. Yang namanya masih menyusui, pasti mempunyai suplai susu yang banyak, bukan? Karena suplai susu yang banyak itulah Ibu Lala mempunyai ide untuk mendirikan cafe ini.

Suplai susu buat si jabang bayi dinilai terlalu banyak. Lalu Ibu Lala mencoba meracik susu tersebut menjadi yoghurt. Awalnya hanya sebagai penyuplai yoghurt saja, namun pada 10 Januari 2008, Ibu Lala mulai memberanikan diri untuk mendirikan sebuah cafe, yang bisa menampung anak-anak kos di sekitar rumahnya. Maka berdirilah Shafa Cafe.

Kata Shafa terinspirasi dari peristiwa Shafa & Marwah. Shafa sendiri adalah gabungan nama dari kedua anak Ibu Lala, Nisya dan Fadil.

Bicara mengenai makanan di cafe ini, tentu tidak terlepas dari lezatnya mayo tofu, tahu sumedang yang digoreng dengan tepung dan disajikan dengan taburan mayonais yang sudah pasti lezat. Menu ini adalah menu andalan di Shafa Cafe, walaupun di samping itu masih ada menu lain yang tidak kalah lezatnya.

Mengapa anak kos sangat manyukai makanan di Shafa Cafe? Selain rasanya yang nikmat sudah tentu juga harganya yang sangat terjangkau. Dengan merogoh kocek Rp 5.000 saja, kita sudah bisa menikmati mayo tofu. Yoghurt-nya pun sangat murah, sama harganya dengan mayo tofu.

"Motivasi saya dari awal adalah melayani masyarakat, khususnya penghuni kos di daerah sekitar Sayang. Saya juga dapat masukan dari penghuni kos yang saya kelola. Awalnya saya hanya ingin menjual yoghurt saja, namun karena saya dan suami saya gemar makan, maka kami mencoba membuat menu-menu lain, maka jadilah Shafa cafe yang seperti sekarang," begitulah kata Ibu Lala.

Yah, mungkin filosofi Shafa dan Marwah memang sangat sesuai untuk cafe ini, karena perjuangan Ibu Lala yang dulu hanya menjual yoghurt saja, sudah bisa dibilang berhasil setelah 2 tahun. Omsetnya pun sampai Rp 1.500.000 per hari. Perjuangan yang sepadan, bukan begitu?

---

Tulisan ini merupakan tugas Orientasi Broadcast Fantastic (OB FAN) 2009 Jurusan Broadcast Fikom Unpad, kelompok Lord of the Ring. (Gandes Krisantyo Adhitomo, Ayu Maulida Citraningrum, Hana Falomitha Linda, Restialopa, Yolanda Rafles, Viona Aditya Puteri, Muhammad Panca Nasution, Iti Fatimah, Vitri Lestari, Ina Chandrawlan)
(gst/gst)


Tidak ada komentar: